A. Pendahuluan
Pengadaan
obat dikelola oleh industri farmasi, sedangkan distribusi obat diatur oleh PBF
(Pedagang Besar Farmasi) yang diatur dalam undang-undang. Khusus untuk
narkotika, baik pengadaan maupun distribusinya, hanya dilakukian oleh
industridan PBF yang khusus ditunjuk oleh kementrian kesehatan (Kemenkes).
Dasar-dasar penyimpanan obat perlu dipahami untuk menjamin mutu obat, misalnya
kestabilan sifat fisika dan kimia obat.
Tujuan adanya sarana distribusi obat,
yang meliputi PBF, apotek,Pedagang Eceran Obat (PEO), adalah untuk menyebarkan
obat dari pembuat kepada konsumen atau penderita, selain itu, karena adanya
perbedaan tingkat bahaya, obat jadi dikelompokkan dalam golongan-golongan obat
yang berbeda guna mengamankan penyebarannya. PBF adalah pedagang yang mempunyai
izin memyimpan obat dalam jumlah besar untuk dijual.
B.
Perencanaan dan pengadaan Obat
Ada dua cara dalam perencanaan dan pengadaan
obat
1. Pola
Konsumtif
pola konsumtif berarti perencanaan dan pengadaan
obat didasarkan pada data pemakaian obat di masa lampau. Data tersebut kemudian
dipakai untuk menghitung jumlah kebutuhan obat.
Rumus:
Jumlah kebutuhan obat =
Konsumsi obat sesungguhnya dalam satu tahun + Jumlah kebutuhan obat
selama masa tenggang – Sisa stok
2. Pola
Epidemologi
Pola edimologi berarti perencanaan dan pengadaan
obat didasarkan pada data jumlah kasus. Data ini digunakan untuk menghitung
kebutuhan jumlah obat.
Rumus:
Jumlah kebutuhan obat =
Jumlah episode penyakit × Standar pengobatan + Jumlah kebutuhan obat
selama masa tenggang – Sisa stok
Keuntungan
dan Kerugian
1. Pola
Konsumtif
a.
Keuntungan
·
Tidak
dibutuhkan data morbiditas
·
Perhitungan
kebutuhan obat lebih sederhana
·
Bermanfaat
untuk rumah sakit yang menghadapi masalah kesehatan yang sangat banyak dan
kompleks.
·
Dapa
diandalkan jika data konsumsi tercatat dengan baik, pola peresepan tidak berubah,
dan pasokan obat tidak jauh berbeda dari sebelumnya.
·
Masalah
dalam pengelolaan stok dapat diidentifikasikan sehingga perbaikan pengelolaan
dapat ditingkatkan.
b.
Kerugian
·
Data
konsumsi,data obat,dan data jumlah kontak pasien yang dapat diandalkan kemungkinan
sulit diperoleh.
·
Tidak
dapat dijadikan dasar dalam mengkajipenggunaan obat dan perbaikan pola
peresapan.
·
Tidak
dapat diandalkan jika terjadi kekurangan stok obat lebih dari tiga bulan,ada
obat yang berlebihan atau terjadi kehilangan obat.
·
Pencatatan
data morbiditas yangbaim tidak dianjurkan
2. Pola
Edimologi
a.
Keuntungan
·
Tidak
dibutuhkan data konsumsi obat.
·
Didasarkan
pada peresapan yang rasional sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengkaji pola
penggunaan obat.
·
Mendorong
terlaksanannya pencatatan data morbiditas yang dapat diandalkan.
b.
Kerugian
·
Memerlukan
waktu lebih banyak dan tenaga yang terampil.
·
Data
penyakit sulit diperoleh secara pasti dan kemungkinan terdapat penyakit yang
tidak termasuk dalam daftar atau tidak terlapor
·
Memerlukan
sistem pencacatan dan pelaporan yang baik.
·
Dapat
terjadi kekurangan obat bila terjadi wadah, kebutuhan insidental yang tidak
terpenuhuhi, dan variasi obat yang terlal luas.
Selain
kedua cara tersebut, ada cara lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efisiensi dana, yaitu dengan analisis pareto, sistem ABC, dan sistem VEN.